Intervensi gizi

Intervensi Gizi di Desa Sukosari Makanan Tambahan sebagai Senjata Melawan Stunting

Fikes.umsida.ac.id – Stunting masih menjadi ancaman serius bagi masa depan anak-anak di Indonesia, termasuk di Kabupaten Mojokerto. Menyadari urgensi ini, tim pengabdian dari Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida) menginisiasi program intervensi gizi melalui pemberian makanan tambahan di Desa Sukosari, Kecamatan Trawas.

Baca Juga: Simbelmawa Akui Kompeten: Kunjungan ke Laboratorium TLM Umsida Pastikan Kualitas Uji Kompetensi Mahasiswa Vokasi

Program ini dirancang untuk langsung menyasar penyebab utama stunting: kekurangan gizi pada balita.

Gizi sebagai Kunci Pencegahan Stunting
Intervensi gizi
Sumber: AI

Berdasarkan data Elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (E-PPGBM), Kecamatan Trawas menempati posisi teratas sebagai wilayah dengan angka stunting tinggi di Kabupaten Mojokerto. Di Desa Sukosari sendiri, tercatat ada tujuh anak yang terindikasi stunting.

Tim pengabdian menemukan bahwa salah satu faktor utama adalah kurangnya pemahaman masyarakat tentang pentingnya gizi seimbang. “Hal yang terjadi di masyarakat Desa Sukosari adalah ibu-ibu kurang memahami pentingnya asupan gizi pada anak,” tulis laporan tim.

Oleh karena itu, intervensi yang dilakukan tidak hanya memberikan edukasi, tetapi juga tindakan nyata berupa pemberian makanan tambahan. Menu yang dipilih bukan sembarangan, melainkan makanan yang memiliki kandungan gizi tinggi, mudah dibuat, dan bahan bakunya terjangkau oleh warga.

Menu Bergizi yang Terjangkau dan Disukai Anak
INTERVENSI GIZI
Sumber: AI

Kegiatan pemberian makanan tambahan dilaksanakan pada 6 Februari 2024 di Balai Desa Sukosari bersamaan dengan kegiatan sosialisasi stunting. Peserta yang hadir mencapai 45 orang, mayoritas ibu hamil dan ibu dengan balita.

Tim menyiapkan sop wortel dan susu kedelai sebagai menu utama intervensi gizi. Sop wortel dipilih karena kaya vitamin A yang bermanfaat untuk pertumbuhan dan kesehatan mata, sedangkan susu kedelai mengandung protein nabati berkualitas tinggi.

“Pemberian makanan sop wortel sebagai asupan nutrisi dan juga dari olahan kedelai yang berupa sari kedelai kepada anak dan balita,” terang tim dalam laporannya.

Menu ini menjadi contoh nyata bahwa makanan bergizi tidak harus mahal. Tim juga memberi tips kepada peserta untuk memanfaatkan bahan-bahan yang tersedia di sekitar mereka. “Salah satu contoh makanan bernutrisi yang mudah didapat dengan harga yang bisa dijangkau semua kalangan yakni telur ayam yang bernutrisi tinggi,” tambah tim.

Selain pemberian langsung di lokasi, tim juga membagikan poster dan brosur berisi ide makanan sehat. Media ini dirancang dengan tampilan infografis yang menarik agar mudah dipahami dan diingat oleh warga.

Dampak Intervensi dan Harapan Keberlanjutan

Pemberian makanan tambahan ini tidak hanya berhenti pada acara satu hari. Tim melakukan follow up pada 8–10 Februari 2024 dengan mendatangi rumah-rumah warga, khususnya ibu yang baru melahirkan. Kegiatan ini didampingi bidan desa untuk memantau pertumbuhan bayi dan memastikan ibu memahami pentingnya asupan gizi sejak masa nifas.

“Follow up perkembangan yang dilakukan dapat menambah pemahaman ibu hamil mengenai pentingnya perawatan diri pasca persalinan serta perawatan bayi,” ungkap tim pengabdian.

Hasil post-test yang dilakukan setelah program intervensi gizi menunjukkan peningkatan signifikan pada pemahaman peserta tentang gizi seimbang dan menu bernutrisi. Hal ini menjadi indikasi kuat bahwa intervensi gizi, jika dilakukan secara konsisten, mampu memberikan dampak positif pada kesehatan anak.

Program ini membuktikan bahwa intervensi gizi melalui makanan tambahan dapat menjadi senjata ampuh melawan stunting. Dengan bahan yang terjangkau, edukasi yang tepat, dan pendampingan yang berkelanjutan, desa-desa seperti Sukosari dapat bergerak menuju generasi yang lebih sehat dan cerdas.

Baca Juga: Gerakan Edukasi Pencegahan Stunting di Desa Sukosari Wujud Nyata Membangun Generasi Sehat dan Cerdas

Intervensi gizi yang dilakukan di Desa Sukosari adalah langkah konkret dalam memerangi stunting. Melalui pemberian makanan tambahan seperti sop wortel dan susu kedelai, serta edukasi tentang gizi seimbang, masyarakat kini memiliki pengetahuan dan contoh nyata yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

“Diharapkan kegiatan ini akan membantu masyarakat memahami pentingnya nutrisi yang baik untuk ibu dan anak dalam mencegah stunting,” tutup tim pelaksana.