Akurasi

Meningkatkan Akurasi Rekam Medis dalam Mengidentifikasi Penyebab Kematian

mik.umsida.ac.id- Rekam medis memiliki peran krusial dalam dunia kesehatan, terutama dalam mengidentifikasi penyebab kematian secara akurat. Sebuah penelitian yang dilakukan di RSUD Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta mengungkap pentingnya asesmen kode penyebab kematian dan pengelompokan diagnosis menggunakan sistem ICD-10.

Baca Juga: Revolusi Digital dalam Akses Layanan Kesehatan yang Lebih Mudah Selama Ramadan

 

Akurasi
Sumber : Umplash

Hasil penelitian ini menegaskan bahwa kelengkapan dan keakuratan (akurasi) rekam medis sangat berpengaruh terhadap validitas data kesehatan, yang menjadi dasar pengambilan keputusan dalam upaya peningkatan layanan kesehatan.

Salah satu peneliti yang terlibat dalam studi ini adalah Laili Rahmatul Ilmi A Md SKM MPH dosen Prodi Manajemen Informasi Kesehatan (MIK) Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida). Keikutsertaan beliau menegaskan pentingnya peran tenaga rekam medis dalam memastikan ketepatan pencatatan data kesehatan.

Dalam penelitian ini, ditemukan bahwa 37% formulir kematian tidak diisi secara lengkap, sementara 15% kode penyebab kematian tidak akurat, meskipun telah terisi penuh. Kondisi ini menunjukkan masih adanya celah dalam pencatatan data medis yang perlu segera diperbaiki guna meningkatkan kualitas layanan kesehatan di Indonesia.

Pentingnya Rekam Medis dalam Penentuan Akurasi Penyebab Kematian

Rekam medis merupakan dokumen vital yang mencatat riwayat penyakit pasien, diagnosis, hingga rencana pengobatan dan tindakan medis yang telah dilakukan. Data ini tidak hanya menjadi acuan bagi tenaga medis dalam memberikan perawatan, tetapi juga berperan dalam surveilans kesehatan, pelaporan mortalitas, serta mendukung kebijakan kesehatan berbasis bukti.

Penelitian ini menunjukkan bahwa faktor utama penyebab kematian yang tercatat di RSUD Panembahan Senopati selama periode penelitian didominasi oleh Adult Respiratory Distress Syndrome (J80) sebanyak 17%, pneumonia virus (J12.8) sebanyak 11%, serta diabetes mellitus tidak spesifik (E11.9) sebanyak 9%. Penyakit ini umumnya dikaitkan dengan komplikasi dari penyakit kronis lainnya yang memperburuk kondisi pasien.

Dalam penelitian ini juga ditemukan bahwa faktor usia menjadi salah satu penyebab utama tingkat kematian yang tinggi, di mana kelompok usia 60-69 tahun mendominasi jumlah pasien meninggal dunia. Hal ini mengindikasikan bahwa kelompok lansia dengan komorbiditas tinggi lebih rentan terhadap komplikasi kesehatan yang berujung pada kematian.

Tantangan dalam Pencatatan Kode Penyebab Kematian

Meskipun sistem pengkodean ICD-10 telah diterapkan secara luas dalam pencatatan rekam medis, masih terdapat beberapa kendala yang dihadapi dalam implementasinya. Kesalahan dalam pencatatan kode penyebab kematian dapat berdampak pada kesalahan interpretasi data epidemiologi dan strategi pencegahan penyakit.

Beberapa tantangan utama dalam pencatatan kode penyebab kematian yang ditemukan dalam penelitian ini adalah:

  • Kurangnya kelengkapan data rekam medis – Sejumlah 37% formulir kematian tidak terisi dengan lengkap.
  • Kesalahan dalam pengkodean diagnosis – Sebanyak 15% kode kematian tidak akurat.
  • Kurangnya koordinasi antara tenaga medis dan petugas rekam medis dalam memastikan data yang dicatat telah sesuai dengan kondisi pasien.

Dampak dari kurangnya akurasi dalam pencatatan ini cukup besar, terutama dalam pelaporan statistik kematian nasional yang digunakan sebagai acuan dalam pengambilan kebijakan kesehatan.

Upaya Perbaikan dalam Sistem Rekam Medis

Untuk meningkatkan akurasi pencatatan penyebab kematian dalam rekam medis, diperlukan beberapa langkah perbaikan, antara lain:

  1. Pelatihan bagi Tenaga Medis dan Coder
    Peningkatan kompetensi dalam pencatatan rekam medis dan pengkodean diagnosis akan membantu mengurangi kesalahan dalam pengisian data.

  2. Penerapan Sistem Rekam Medis Elektronik (RME) yang Lebih Terintegrasi
    Dengan menggunakan sistem digital, pencatatan data menjadi lebih cepat, akurat, dan dapat mengurangi risiko kehilangan atau kesalahan dalam input data.

  3. Audit dan Evaluasi Berkala
    Pengawasan terhadap kelengkapan dan akurasi rekam medis harus dilakukan secara berkala agar kualitas dokumentasi dapat terus meningkat.

  4. Peningkatan Koordinasi Antara Tim Medis dan Petugas Rekam Medis
    Komunikasi yang lebih baik antara dokter, perawat, dan petugas rekam medis dapat memastikan bahwa setiap informasi penting dalam rekam medis telah dicatat dengan benar.

Penelitian ini menegaskan bahwa akurasi dan kelengkapan pencatatan kode penyebab kematian sangat berpengaruh terhadap kualitas layanan kesehatan. Dengan masih adanya kesalahan dalam pengisian data rekam medis, diperlukan upaya perbaikan, termasuk dalam bentuk pelatihan tenaga medis, penerapan sistem rekam medis elektronik yang lebih canggih, serta evaluasi rutin terhadap akurasi pencatatan.

Baca Juga: Manajemen Mutu dalam PKL 2 Mahasiswa di RSI Jemursari untuk Peningkatan Kompetensi 

Ke depan, diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi dasar bagi rumah sakit dan fasilitas kesehatan lainnya untuk meningkatkan sistem dokumentasi medis, sehingga informasi kesehatan yang tersedia dapat digunakan secara optimal dalam upaya peningkatan kualitas layanan kesehatan di Indonesia.

Sumber : Asesmen Kode Penyebab Kematian Di RSUD Panembehan
Senopati Bantul Yogyakarta

Bertita Terkini

komprehensif
PKL Komprehensif MIK Umsida Wujudkan Kesiapan Mahasiswa Hadapi Tantangan Rekam Medis Elektronik
September 12, 2025By
pangan
MIK Umsida Hadirkan Solusi Cerdas Pangan Lokal untuk Pencegahan Stunting
September 10, 2025By
kompeten
100% Kompeten! Mahasiswa MIK Umsida Sukses Tembus UKOMNAS CBT dengan Persiapan Matang
September 4, 2025By
sensimik
SENSMIK 2025 Ungkap RME Jadi Kunci Visualisasi Data Lebih Cerdas dalam Revolusi Digital di Dunia Kesehatan
August 23, 2025By
MIK Umsida
MIK Umsida Siap Menjawab Tantangan Digitalisasi Layanan Kesehatan dengan Rekam Medis Elektronik
August 21, 2025By
MIKCAMP
HIMA MIK Umsida Gelar MIKCAMP 2025, Dorong Optimalisasi Diri Penuh Inspirasi
July 29, 2025By
PKL Sistem
Pembukaan PKL Sistem dan Subsistem RMIK MIK Umsida Dorong Mahasiswa Siap Hadapi Dunia Kerja
July 23, 2025By
Kuliah tamu
Kuliah Tamu MIK Umsida Tingkatkan Pemahaman Mahasiswa Akurasi Koding Rumah Sakit dan Efisiensi Layanan dengan iDRG
July 17, 2025By

Prestasi

Laboran MIK Umsida Raih Best Presenter Lewat Inovasi Augmented Reality Terminologi Medis
October 30, 2025By
pangan
MIK Umsida Hadirkan Solusi Cerdas Pangan Lokal untuk Pencegahan Stunting
September 10, 2025By
Desain Interface
Syifa Suryaning Ati Raih Juara 1 Lomba Desain Interface Rekam Medis Elektronik Nasional
September 2, 2025By
dok istimewah mahasiswa
Inspirasi dari Lulusan Mahasiswa Inklusif: Kisah Perjuangan dan Motivasi Candra Nur Azizah di Prodi MIK FIKES
December 28, 2024By
jura 2 lomba video dalam acara HUT DPD PORMIKI Jawa Timur ke 28 Tahun
December 5, 2022By