manajemen mutu

Manajemen Mutu dalam PKL 2 Mahasiswa di RSI Jemursari untuk Peningkatan Kompetensi

mik.umsida.ac.id- Manajemen mutu dalam pelayanan kesehatan menjadi aspek penting untuk memastikan standar pelayanan yang optimal dan sesuai regulasi. Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Fikes Umsida) menyelenggarakan pembukaan dan orientasi PKL Manajemen Mutu dan Klasifikasi Penyakit pada Senin, 10 Februari 2025 di RSI Jemursari Surabaya. Kegiatan ini diikuti oleh mahasiswa semester 3 dari Program Studi Manajemen Informasi Kesehatan (MIK) Umsida, yang bertujuan untuk membekali mereka dengan pemahaman mendalam tentang sistem rekam medis dan standar mutu rumah sakit sebelum memasuki dunia praktik.

Baca Juga: Era Baru Sistem Informasi Kesehatan: Bekal Penting bagi Lulusan Fikes Umsida

Manajemen Mutu
Sumber Fikes Umsida

Kegiatan ini merupakan bagian dari PKL 2 , yang difokuskan pada manajemen mutu dan klasifikasi penyakit di rumah sakit. Mahasiswa ditempatkan di dua lokasi, yaitu RSI Jemursari Surabaya dan RS Bhayangkara Porong, sedangkan PKL 4 dilaksanakan di RS Siti Khadijah dan RS Unair.

Selain mahasiswa Umsida, acara ini juga dihadiri oleh mahasiswa D3 Elektromedis dari Politeknik Muhammadiyah Makassar, yang turut serta dalam agenda pembukaan dan orientasi.

Kegiatan PKL 2 manajemen mutu dan klasifikasi penyakit dimulai dengan sambutan dari staf konkordik RSI Jemursari, Ibu Khoirun Nisa, serta dilanjutkan dengan serah terima mahasiswa oleh dosen pembimbing dari masing-masing institusi. Setelah itu, mahasiswa mengikuti pre-test sebelum menerima materi yang mencakup pengendalian infeksi, keselamatan pasien, serta profil rumah sakit. Setelah sesi pemaparan materi, mahasiswa menjalani post-test dan orientasi di unit-unit rumah sakit tempat mereka akan menjalani PKL.

Target Capaian PKL 2 Manajemen Mutu  dan Klaifikasi Penyakit

1. Basis Data: Menganalisis dan Menyusun Basis Data Rekam Medis di Rumah Sakit

Basis data rekam medis merupakan elemen fundamental dalam sistem informasi rumah sakit. Selama PKL, mahasiswa diharapkan mampu:

  • Mengidentifikasi kebutuhan data rekam medis yang digunakan dalam pelayanan kesehatan, baik untuk kepentingan administratif, klinis, maupun penelitian.
  • Menyusun basis data rekam medis dengan struktur yang sistematis, meliputi identitas pasien, riwayat penyakit, hasil pemeriksaan, dan tindakan medis yang dilakukan.
  • Menganalisis data rekam medis guna memastikan akurasi, validitas, dan kelengkapan data yang tersimpan dalam sistem.
2. Manajemen Risiko: Mengidentifikasi dan Mengevaluasi Risiko dalam Pengelolaan Rekam Medis

Dalam operasional rumah sakit, manajemen risiko pada rekam medis sangat penting untuk memastikan kualitas pelayanan serta keamanan data pasien. Target dalam aspek ini mencakup:

  • Mengidentifikasi potensi risiko dalam pengelolaan rekam medis, seperti kehilangan dokumen, akses data yang tidak sah, atau kesalahan dalam entri data.
  • Menganalisis penyebab utama risiko dengan menggunakan metode seperti Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) atau Root Cause Analysis (RCA).
  • Menyusun strategi mitigasi risiko, misalnya dengan penerapan sistem back-up data, keamanan akses rekam medis, serta kebijakan disaster recovery.
3. Penjaminan Mutu: Menganalisis Sistem Mutu Pelayanan Rumah Sakit Sesuai Standar Regulasi

Penjaminan mutu dalam pelayanan kesehatan menjadi indikator penting dalam evaluasi rumah sakit. Selama PKL, mahasiswa perlu memahami dan mengimplementasikan konsep ini dengan:

  • Melakukan analisis terhadap standar mutu pelayanan rekam medis, termasuk standar dari Kementerian Kesehatan, Komisi Akreditasi Rumah Sakit (KARS), Joint Commission International (JCI), atau organisasi terkait lainnya.
  • Menganalisis kepatuhan rumah sakit terhadap standar mutu, seperti kelengkapan rekam medis, ketepatan waktu pendokumentasian, serta efisiensi akses dan distribusi data pasien.
  • Mengevaluasi peran teknologi dalam peningkatan mutu pelayanan, seperti penerapan Electronic Health Records (EHR) atau Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS) dalam mempercepat akses data.
4. Coding Penyakit: Melakukan Klasifikasi dan Kodifikasi Penyakit Sesuai Standar Internasional

Coding penyakit merupakan aspek penting dalam rekam medis karena berkaitan dengan dokumentasi medis, klaim asuransi, serta analisis epidemiologi. Mahasiswa dalam PKL harus mampu:

  • Memahami sistem klasifikasi penyakit internasional, seperti International Classification of Diseases (ICD-10, ICD-11) dan Current Procedural Terminology (CPT) untuk prosedur medis.
  • Melakukan pengkodean penyakit berdasarkan rekam medis pasien, dengan memastikan keakuratan dalam penentuan kode diagnosis dan prosedur.
  • Mengidentifikasi dan mengoreksi kesalahan dalam pengkodean, yang dapat berdampak pada klaim asuransi atau pelaporan statistik rumah sakit.

Evaluasi terhadap ketercapaian mahasiswa dilakukan berdasarkan buku pedoman PKL. Salah satu tantangan terbesar adalah pemahaman mendalam terhadap manajemen mutu, yang mengharuskan mahasiswa menganalisis dan menghitung indikator layanan rumah sakit dengan akurat.

Resta Dwi Y, S.Tr. Kes, M.KM, selaku dosen pembimbing akademik, menuturkan bahwa mahasiswa Umsida memiliki kesiapan yang baik dalam menghadapi praktik ini.

“Dengan mengimplementasikan teknologi rekam medis elektronik (RME), mahasiswa Umsida dapat berkontribusi dalam manajemen mutu layanan rumah sakit. Mereka telah terbiasa menggunakan aplikasi berbasis elektronik, sehingga saya yakin mereka dapat melaksanakan tugas dan memenuhi kebutuhan lahan praktik dengan baik,” ungkapnya.

Baca Juga: Fi-Fest 2023 Hadirkan Pemeriksaan Gratis dan Layanan Kesehatan untuk Merayakan Kemerdekaan

PKL 2 Manajemen Mutu dan Klasifikasi Penyakit ini memberikan pengalaman berharga bagi mahasiswa dalam memahami sistem manajemen mutu rumah sakit secara langsung. Dengan rekam medis elektronik (RME) yang semakin berkembang, mahasiswa diharapkan mampu beradaptasi dengan sistem digital dan menerapkannya untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan.

Serta menjadi langkah strategis dalam membekali mahasiswa dengan keterampilan praktis sebelum memasuki dunia kerja. Dengan fokus pada analisis basis data, manajemen risiko, penjaminan mutu, dan coding penyakit, mahasiswa diharapkan mampu menerapkan ilmu yang telah dipelajari secara teori ke dalam praktik nyata di rumah sakit.

Dukungan dari dosen pembimbing, tenaga kesehatan, serta implementasi teknologi rekam medis elektronik (RME) semakin memperkuat kesiapan mahasiswa dalam menghadapi tantangan industri kesehatan yang semakin digital. Melalui pengalaman ini, mereka tidak hanya meningkatkan kompetensi akademik tetapi juga mengembangkan soft skills seperti komunikasi dan manajemen kerja di lingkungan profesional. Dengan demikian, PKL ini menjadi bagian penting dalam mencetak lulusan yang kompeten dan siap berkontribusi dalam meningkatkan mutu pelayanan kesehatan di Indonesia.

Penulis Novia