mik.umsida.ac.id – Pelantikan dan Pengambilan Sumpah Profesi ke-XIV Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (FIKES Umsida).
Menjadi tonggak penting bagi lulusan Program Studi D4 Manajemen Informasi Kesehatan (MIK) sebelum benar-benar memasuki dunia kerja.
Kegiatan ini dilaksanakan di Aula Mas Mansyur, Kampus 1 Umsida, pada Rabu (17/12/2025).
Prosesi tersebut tidak hanya menandai berakhirnya proses pendidikan formal, tetapi juga menjadi awal tanggung jawab profesional dalam menjaga mutu informasi kesehatan yang berdampak langsung pada keselamatan pasien dan kualitas pelayanan kesehatan.
Ketua Dewan Pimpinan Daerah Perhimpunan Profesional Perekam Medis dan Informasi Kesehatan Indonesia (PORMIKI) Jawa Timur, Mohammad Tajuddin AMdPK SE MM MMRS CPS.
Beliau menegaskan bahwa sumpah profesi bukan sekadar rangkaian kata yang diucapkan dalam seremoni, melainkan komitmen yang akan diuji dalam praktik nyata di lapangan.
Baca Juga: Sumpah Profesi ke-XIV FIKES Umsida, 60 Lulusan Miliki Identitas Profesi dalam Diri Masing-Masing
“Esensi sumpah profesi akan benar-benar diuji ketika saudara terjun ke masyarakat dan bekerja langsung di fasilitas pelayanan kesehatan,” tegasnya.
Ia menekankan bahwa lulusan MIK akan berhadapan dengan situasi riil yang menuntut ketepatan, kejujuran, dan tanggung jawab tinggi dalam mengelola data dan informasi kesehatan.
Transformasi Digital Rekam Medis Menjadi Tantangan Nyata di Lapangan

Dalam sambutannya, Mohammad Tajuddin menyoroti bahwa transformasi digital di sektor kesehatan telah menjadi keniscayaan yang tidak bisa dihindari.
Implementasi rekam medis elektronik, integrasi platform Satu Sehat, serta pengembangan use case layanan kesehatan yang terus bertambah menuntut tenaga perekam medis dan informasi kesehatan untuk memiliki kemampuan adaptasi yang tinggi.
“Tantangan transformasi digital sudah di depan mata dan tidak bisa dihindari. Tidak lagi sebatas angan-angan. Sistem rekam medis elektronik sudah berjalan dan mau tidak mau tantangan itu harus kita laksanakan,” ujarnya.
Cek Juga: Inovasi Laboran FIKES Umsida: Mannequin Akupresur Cerdas Diperkenalkan di KILab 2025
Menurutnya, perubahan ini membawa konsekuensi besar terhadap cara kerja tenaga MIK.
Peran perekam medis tidak lagi terbatas pada pencatatan, tetapi juga mencakup pengelolaan data terintegrasi, keamanan informasi, interoperabilitas sistem, hingga dukungan pengambilan keputusan klinis dan manajerial.
Ia juga menyoroti dinamika regulasi kesehatan yang bergerak sangat cepat, mulai dari penerapan ICD-11, perubahan sistem pembiayaan kesehatan, hingga penyesuaian kebijakan nasional terkait digitalisasi layanan kesehatan.
“Regulasi di bidang kesehatan sangat dinamis. Karena itu, jangan pernah berhenti belajar meskipun saudara telah menyelesaikan pendidikan di Umsida,” pesannya.
Mohammad Tajuddin menegaskan bahwa kompetensi yang dimiliki saat lulus harus terus diperbarui agar lulusan mampu menjawab tuntutan zaman dan tidak tertinggal dalam arus transformasi digital.
Sinergi Kampus dan Organisasi Profesi

Rektor Umsida Dr Hidayatulloh MSi dalam sambutannya menegaskan bahwa sumpah profesi merupakan fondasi tanggung jawab moral dan profesional lulusan sebagai tenaga kesehatan.
“Sumpah profesi bukan sekadar seremoni. Ini adalah komitmen yang harus dijaga sepanjang perjalanan karier, karena kredibilitas adalah modal utama seorang profesional,” ujarnya.
Cek Selengkapnya: Seberapa Aman Jajanan Kampus Anda? Studi UMSIDA Ungkap Risiko Kontaminasi Bakteri E. coli
Ia mengingatkan bahwa setiap sikap dan tindakan lulusan di dunia kerja akan membawa nama institusi.
Oleh karena itu, integritas, kejujuran, dan etika profesi menjadi kunci dalam membangun kepercayaan masyarakat sekaligus menjaga reputasi Umsida sebagai institusi pendidikan.
Senada dengan hal tersebut, Dekan FIKES Umsida Evi Rinata SST MKeb, menegaskan komitmen fakultas dalam menyiapkan lulusan MIK yang unggul secara kompetensi, berkarakter Islami, dan adaptif terhadap perkembangan teknologi serta regulasi kesehatan.
Menurutnya, proses pendidikan di FIKES Umsida dirancang tidak hanya untuk menghasilkan lulusan yang siap kerja, tetapi juga profesional yang mampu berpikir kritis, bertanggung jawab, dan menjunjung tinggi etika profesi.
Mengakhiri sambutannya, Mohammad Tajuddin kembali mengingatkan pentingnya menjaga nama baik almamater di mana pun lulusan berkiprah.
“Nama Umsida akan terus menancap di dada saudara sekalian, meskipun sudah keluar dari Umsida. Jagalah nama baik almamater dengan profesionalisme, integritas, dan sikap yang bertanggung jawab,” pungkasnya.
Melalui sinergi yang kuat antara institusi pendidikan dan organisasi profesi, FIKES Umsida optimistis lulusan MIK mampu menghadapi tantangan transformasi digital kesehatan serta berkontribusi nyata dalam penguatan sistem informasi kesehatan nasional dan pelayanan kepada masyarakat.
Penulis: Elfira Armilia















