MIK.umsida.ac.id – Sistem pelepasan informasi medis adalah bagian vital dari manajemen rumah sakit. Berdasarkan penelitian yang dilakukan di Rumah Sakit Bhayangkara Lumajang, ditemukan berbagai hambatan dalam proses pelepasan informasi medis, terutama dalam hal efektivitas, waktu, dan kualitas layanan. Berikut delapan keunggulan yang direkomendasikan untuk meningkatkan proses ini dan memberikan solusi terhadap tantangan yang ada.
Baca juga: Flash Card Anatomi Medis: Inovasi Cerdas Laboran MIK Umsida Lolos Kilab 2024
1. Pengadaan Dokter Penanggung Jawab Tetap (DPJP)
Hambatan utama dalam pelepasan informasi medis adalah absennya dokter penanggung jawab pasien (DPJP) saat dibutuhkan untuk proses autentikasi. Dengan adanya dokter tetap, proses ini dapat dilakukan lebih cepat. Solusi ini juga memastikan bahwa kebutuhan pasien dapat terpenuhi dalam waktu yang lebih singkat, sesuai harapan mereka.
2. Peningkatan Efisiensi Waktu Tunggu
Rata-rata waktu tunggu untuk pelepasan informasi medis seperti resume medis dan surat keterangan kematian mencapai tujuh hari. Keunggulan sistem baru adalah dengan memanfaatkan teknologi untuk mempermudah pengelolaan jadwal dokter, sehingga waktu tunggu dapat ditekan hingga menjadi lebih efisien.
3. Pembuatan Sistem Informasi Pelepasan Medis
Dengan sistem informasi digital yang dirancang khusus untuk pelepasan informasi medis, rumah sakit dapat memantau dan mendokumentasikan seluruh proses pelepasan secara lebih terstruktur. Ini meliputi pembuatan surat keterangan medis, resume medis, hingga sertifikat kematian, yang semuanya dapat diproses lebih cepat dan minim kesalahan.
4. Penyediaan Ruang Khusus untuk Pelepasan Informasi
Salah satu rekomendasi utama adalah membangun ruang khusus untuk pelepasan informasi medis. Ruangan ini membantu memastikan keamanan dan kerahasiaan dokumen medis pasien, sesuai dengan standar yang telah ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan RI. Dengan pemisahan ruang administrasi dan ruang penyimpanan berkas, risiko kebocoran informasi dapat diminimalisir.
5. Sosialisasi Standar Operasional Prosedur (SOP)
Banyak hambatan yang terjadi disebabkan oleh kurangnya sosialisasi SOP terkait pelepasan informasi medis. Dengan memperkenalkan SOP secara luas kepada semua pihak terkait, termasuk pasien, proses pelepasan informasi dapat berjalan lebih transparan dan efektif. Pasien juga menjadi lebih memahami prosedur yang harus mereka ikuti.
6. Perbaikan Tata Letak Ruang Rekam Medis
Tata letak ruang rekam medis yang tidak efisien menjadi salah satu penghambat pelayanan. Dengan memisahkan ruang administrasi dan ruang filing serta memperbaiki aksesibilitas antar ruangan, proses distribusi informasi dapat berjalan lebih cepat dan aman. Hal ini juga sesuai dengan standar akreditasi rumah sakit yang berlaku.
7. Penerapan Sistem Buku Ekspedisi
Untuk meningkatkan akurasi dalam pencatatan permintaan informasi medis, sistem buku ekspedisi dapat diterapkan. Sistem ini berfungsi sebagai alat kontrol untuk mencatat semua permintaan surat keterangan medis dan memastikan proses serah terima dokumen berlangsung dengan tertib.
8. Penggunaan Teknologi Sebagai Pengingat Otomatis
Sistem pengingat otomatis (reminder) berbasis teknologi dapat diterapkan untuk menginformasikan kepada dokter atau petugas bahwa ada dokumen yang perlu segera diselesaikan. Ini membantu mengurangi kemungkinan penundaan karena kelalaian atau jadwal yang padat.
Dampak Positif dari Sistem Baru
Dengan implementasi delapan langkah ini, proses pelepasan informasi medis di Rumah Sakit Bhayangkara Lumajang tidak hanya akan lebih efisien, tetapi juga lebih transparan dan sesuai dengan standar pelayanan yang diharapkan pasien. Hambatan seperti waktu tunggu yang lama dan kurangnya informasi dapat diminimalkan.
Transformasi dalam sistem pelepasan informasi medis di Rumah Sakit Bhayangkara Lumajang menjadi contoh penting bagaimana inovasi dan efisiensi dapat meningkatkan kualitas layanan kesehatan. Dengan fokus pada pemenuhan kebutuhan pasien dan kepatuhan terhadap regulasi, delapan keunggulan ini menjadi langkah nyata menuju sistem kesehatan yang lebih baik.
Sumber: Resta Dwi Yuliani ANALISIS FAKTOR PENGHAMBAT PELEPASAN INFORMASI KEPADA PIHAK KETIGA DI RUMAH SAKIT BHAYANGKARA LUMAJANG
Penulis: Ayunda H