MIK.umsida.ac.id – Pada penelitian yang dilakukan oleh Resta Dwi Yuliani dosen Manajemen Informasi Kesehatan Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (MIK Umsida) Rumah Sakit Muhammadiyah Lamongan terus berinovasi dengan penerapan aplikasi E-Visum dalam pelayanan medisnya. Evaluasi yang dilakukan menggunakan metode HOT-Fit mengungkapkan sejumlah langkah strategis yang dapat diambil untuk meningkatkan efektivitas aplikasi ini.
Baca juga: Refleksi Kebangsaan di Masa Pandemi: Krisis, Kolaborasi, dan Harapan Baru
Berikut adalah 8 tips dan trik untuk memaksimalkan potensi E-Visum dalam mendukung pelayanan kesehatan berbasis digital.
1. Sosialisasi Berkelanjutan kepada Pengguna
Penerapan aplikasi baru memerlukan pemahaman mendalam dari para pengguna. Hasil evaluasi menunjukkan bahwa beberapa tenaga medis belum familiar dengan fitur-fitur E-Visum.
Lakukan pelatihan dan sosialisasi secara rutin. Adakan sesi tanya jawab berkala untuk memastikan pengguna memahami fungsi dan manfaat aplikasi.
2. Integrasi Sistem untuk Mengurangi Double Entry
Salah satu kendala utama yang ditemukan adalah kebutuhan untuk melakukan entri data ganda di aplikasi E-Visum dan Telegram.
Integrasikan aplikasi E-Visum dengan platform komunikasi internal seperti Telegram. Hal ini akan mengurangi beban kerja tenaga medis sekaligus meningkatkan efisiensi operasional.
3. Penyusunan SOP yang Jelas
Berdasarkan temuan, belum terdapat Standar Operasional Prosedur (SOP) yang mengatur penggunaan aplikasi secara rinci.
Susun SOP yang mencakup alur kerja dari awal hingga akhir, termasuk langkah-langkah troubleshooting. Pastikan SOP tersebut mudah diakses oleh semua staf.
4. Perkuat Pengawasan Manajemen
Kurangnya pengawasan dari pihak manajemen menjadi salah satu penyebab beberapa petugas tidak konsisten dalam menginput data.
Bentuk tim khusus yang bertugas memonitor penggunaan aplikasi secara rutin. Tim ini juga dapat memberikan laporan berkala kepada manajemen terkait kendala yang dihadapi.
5. Pastikan Keamanan Data
Keamanan data menjadi prioritas utama dalam aplikasi berbasis elektronik. Evaluasi menunjukkan bahwa aplikasi E-Visum sudah memiliki keamanan yang cukup baik, tetapi masih bisa ditingkatkan.
Terapkan sistem otentikasi ganda dan enkripsi data untuk melindungi informasi pasien. Pastikan akses aplikasi hanya dimiliki oleh tenaga medis yang berwenang.
6. Tingkatkan Kualitas Informasi
Informasi yang akurat dan relevan merupakan komponen penting dari aplikasi kesehatan. Aplikasi E-Visum telah memenuhi kriteria ini, tetapi evaluasi lebih lanjut tetap diperlukan.
Lakukan audit informasi secara berkala untuk memastikan data yang diinput sesuai standar. Berikan pelatihan kepada pengguna tentang pentingnya pengisian data yang tepat.
7. Manfaatkan Feedback dari Pengguna
Kepuasan pengguna menjadi salah satu indikator keberhasilan aplikasi. Hasil evaluasi menunjukkan bahwa aplikasi ini telah membantu tugas sehari-hari tenaga medis, namun beberapa pengguna merasa fitur-fiturnya perlu dikembangkan.
Buat forum umpan balik di mana pengguna dapat memberikan saran dan kritik. Gunakan masukan tersebut untuk merancang pembaruan aplikasi.
8. Maksimalkan Net Benefit
Aplikasi E-Visum telah terbukti meningkatkan efisiensi dan mengurangi tingkat kesalahan dalam pelayanan medis. Namun, manfaat ini bisa lebih dioptimalkan dengan pemanfaatan penuh fitur-fitur yang ada.
Adakan workshop internal untuk membahas manfaat aplikasi, sehingga seluruh staf memahami pentingnya penggunaan E-Visum dalam operasional sehari-hari.
Dengan langkah-langkah strategis ini, Rumah Sakit Muhammadiyah Lamongan dapat memaksimalkan manfaat aplikasi E-Visum, meningkatkan efisiensi, dan memberikan pelayanan terbaik bagi pasien. Transformasi digital dalam dunia medis seperti ini tidak hanya mempermudah pekerjaan tenaga medis, tetapi juga meningkatkan mutu pelayanan kesehatan secara keseluruhan.
Sumber: Resta Dwi Yuliani Evaluasi Aplikasi E-Visum di Rumah Sakit Muhammadiyah Lamongan Menggunakan Metode HOT-Fit
Penulis: Ayunda H