MIK Umsida

MIK Umsida Siap Menjawab Tantangan Digitalisasi Layanan Kesehatan dengan Rekam Medis Elektronik

Fikes.umsida.ac.id – Di tengah revolusi digital, sistem Rekam Medis Elektronik (RME) menjadi kunci untuk meningkatkan kualitas layanan kesehatan. Namun, implementasi RME di puskesmas masih dihadapkan pada banyak hambatan, terutama terkait infrastruktur dan kesiapan SDM. Dalam Edu Talk bersama Prodi Manajemen Informasi Kesehatan Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (MIK Umsida), Resta Dwi S Tr Kes M K M., Kepala Lab MIK, menjelaskan bagaimana lulusan MIK dipersiapkan untuk mengatasi tantangan tersebut dan membawa masa depan layanan kesehatan yang lebih efisien dan ama

Baca Juga: Mitos Herbal Terbongkar Ekstrak Daun Kedondong Tak Hambat Jamur Trichophyton

“Di layanan kesehatan sudah bertransformasi dari konvensional ke RME yang sudah diatur dalam Permenkes Nomor 24 Tahun 2002,” ungkap Resta.

Menurutnya, meskipun era digitalisasi semakin mendominasi, tenaga rekam medis tetap tidak bisa sepenuhnya meninggalkan rekam medis konvensional. “Contohnya tanda tangan pasien, itu masih membutuhkan dokumen fisik,” lanjutnya.

MIK sebagai salah satu prodi di Fakultas Ilmu Kesehatan (Fikes) Umsida yang berdiri sejak 2018, hadir dengan fokus pada rekam medis dan penguasaan teknologi informasi di bidang kesehatan. Edu Talk ini menjadi bukti nyata komitmen prodi dalam memperkenalkan peran strategis lulusan MIK di era transformasi digital.

Transformasi RME dan Peran Strategis Lulusan MIK Umsida
MIK Umsida
Sumber: Fikes Umsida

Perkembangan Rekam Medis Elektronik (RME) dinilai memberikan banyak manfaat bagi peningkatan mutu layanan kesehatan. Namun, transformasi ini tidak sepenuhnya mulus.

Resta menjelaskan bahwa meskipun RME sudah banyak diterapkan, “belum semua fasilitas pelayanan kesehatan (fasyankes) benar-benar menggunakan RME. Masih ada yang menerapkan sistem hybrid, yaitu kombinasi antara konvensional dan elektronik.”

Kondisi ini membuat lulusan MIK memiliki peran penting, karena mereka sudah terbiasa dengan sistem RME melalui kurikulum Outcome-Based Education (OBE) yang diterapkan di Umsida. “Dengan kurikulum OBE serta keunggulan di bidang RME, lulusan MIK dipastikan mampu menjawab kebutuhan tenaga kesehatan yang siap dengan era digital,” tegas Resta.

Lebih jauh, Resta juga menekankan bahwa prospek kerja lulusan MIK tidak terbatas pada rumah sakit. “Mereka tidak hanya bekerja di administrasi rumah sakit, tapi juga bisa di BPJS, di bidang pembiayaan, atau bahkan akuntansi sistem pembayaran kesehatan yang lebih general,” jelasnya.

Keunggulan MIK Umsida ditunjang oleh kombinasi hardskill dan softskill yang dibekali sejak masa perkuliahan. Mahasiswa menjalani praktik kerja lapangan (PKL) hingga lima kali, melatih komunikasi dalam handling pasien, keterampilan mengoperasikan sistem digital, serta pemahaman tentang keamanan dan privasi data kesehatan.

Tantangan Infrastruktur dan SDM dalam Implementasi RME

Meski prospek RME sangat besar, tantangan implementasinya juga tidak bisa diabaikan. Resta menguraikan bahwa hambatan utama datang dari sisi infrastruktur dan sumber daya manusia (SDM).

Dari sisi infrastruktur, setiap fasyankes kerap menggunakan software berbeda. “Bahkan ada fasyankes yang mengembangkan sendiri perangkatnya. Akibatnya, variabel dan metadata yang digunakan berbeda-beda sehingga sulit dalam hal interoperabilitas,” jelas Resta. Hal ini menunjukkan perlunya standar nasional yang seragam untuk mendukung integrasi data kesehatan.

Dari sisi SDM, resistensi masih sering terjadi. Pada awal penerapan, banyak tenaga kesehatan merasa implementasi RME menambah beban kerja. “Mereka menganggap input ke teknologi itu kerja tambahan, padahal sebenarnya bagian dari transformasi pelayanan,” ungkapnya. Tantangan ini menuntut adanya pelatihan berkelanjutan agar tenaga medis dapat terbiasa dengan sistem baru.

Selain itu, masalah keamanan data juga menjadi perhatian utama. “RME memang punya peluang besar, tapi juga ada risiko keamanan. Maka perlu audit trail untuk melacak siapa yang mengubah data. Setiap petugas fasyankes harus memiliki password dan kode akses sesuai jobdesk masing-masing,” paparnya.

Tantangan-tantangan ini membuktikan bahwa keberhasilan implementasi RME tidak hanya soal teknologi, tetapi juga kesiapan sumber daya manusia dan sistem manajemen yang baik.

MIK sebagai Solusi Masa Depan di Era Digital Kesehatan

Edu Talk ini juga menegaskan peran Prodi MIK Umsida sebagai solusi di tengah tantangan transformasi digital kesehatan. Resta menuturkan bahwa banyak calon mahasiswa yang tertarik masuk ke MIK karena ingin bekerja di bidang kesehatan, namun tidak terbiasa dengan dunia medis yang berhubungan langsung dengan darah. “MIK sering menjadi pilihan karena fokus pada informasi dan teknologi kesehatan, bukan tindakan klinis,” ujarnya.

Dengan kurikulum yang adaptif terhadap perkembangan teknologi, MIK Umsida terus melahirkan lulusan yang siap bersaing di era digital. Mereka dipersiapkan bukan hanya untuk mengisi posisi administrasi, melainkan juga bidang strategis lain seperti pengelolaan data kesehatan, pengawasan privasi data, hingga sistem pembiayaan.

“MIK Umsida adalah salah satu solusi masa depan di tengah tantangan digital. Lulusannya dibekali keahlian yang sesuai dengan kebutuhan zaman,” tutup Resta dengan optimis.

Baca Juga: Kuliah Tamu MIK Umsida Tingkatkan Pemahaman Mahasiswa Akurasi Koding Rumah Sakit dan Efisiensi Layanan dengan iDRG

Sesi Edu Talk bersama Prodi Manajemen Informasi Kesehatan Umsida menegaskan bahwa transformasi menuju Rekam Medis Elektronik adalah keniscayaan, meskipun masih menyisakan berbagai tantangan. Infrastruktur yang belum seragam, resistensi SDM, dan ancaman keamanan data menjadi pekerjaan rumah besar bagi dunia kesehatan di Indonesia.

Namun, melalui pembekalan kurikulum OBE, praktik intensif, serta fokus pada keunggulan RME, Prodi MIK Umsida menghadirkan solusi nyata. Lulusannya siap menjadi garda terdepan dalam menjawab kebutuhan tenaga kesehatan era digital yang tidak hanya efisien, tetapi juga aman dan terpercaya.

Penulis: Novia

Bertita Terkini

komprehensif
PKL Komprehensif MIK Umsida Wujudkan Kesiapan Mahasiswa Hadapi Tantangan Rekam Medis Elektronik
September 12, 2025By
pangan
MIK Umsida Hadirkan Solusi Cerdas Pangan Lokal untuk Pencegahan Stunting
September 10, 2025By
kompeten
100% Kompeten! Mahasiswa MIK Umsida Sukses Tembus UKOMNAS CBT dengan Persiapan Matang
September 4, 2025By
sensimik
SENSMIK 2025 Ungkap RME Jadi Kunci Visualisasi Data Lebih Cerdas dalam Revolusi Digital di Dunia Kesehatan
August 23, 2025By
MIKCAMP
HIMA MIK Umsida Gelar MIKCAMP 2025, Dorong Optimalisasi Diri Penuh Inspirasi
July 29, 2025By
PKL Sistem
Pembukaan PKL Sistem dan Subsistem RMIK MIK Umsida Dorong Mahasiswa Siap Hadapi Dunia Kerja
July 23, 2025By
Kuliah tamu
Kuliah Tamu MIK Umsida Tingkatkan Pemahaman Mahasiswa Akurasi Koding Rumah Sakit dan Efisiensi Layanan dengan iDRG
July 17, 2025By
DOKTOR
Dosen MIK Umsida Raih Gelar Doktor Tunjukkan Dedikasi Pengembangan sumber daya manusia unggul di bidang manajemen informasi kesehatan.
July 15, 2025By

Prestasi

Laboran MIK Umsida Raih Best Presenter Lewat Inovasi Augmented Reality Terminologi Medis
October 30, 2025By
pangan
MIK Umsida Hadirkan Solusi Cerdas Pangan Lokal untuk Pencegahan Stunting
September 10, 2025By
Desain Interface
Syifa Suryaning Ati Raih Juara 1 Lomba Desain Interface Rekam Medis Elektronik Nasional
September 2, 2025By
dok istimewah mahasiswa
Inspirasi dari Lulusan Mahasiswa Inklusif: Kisah Perjuangan dan Motivasi Candra Nur Azizah di Prodi MIK FIKES
December 28, 2024By
jura 2 lomba video dalam acara HUT DPD PORMIKI Jawa Timur ke 28 Tahun
December 5, 2022By