Dokumentasi

Integrasi Rekam Medis Permudah Pendokumentasian Asuhan Kebidanan di Praktik Mandiri Bidan

MIK.Umsida.ac.id – Pendokumentasian asuhan kebidanan kini makin mudah dan terstruktur melalui integrasi dalam satu map rekam medis. Riset di PMB Ummu Hani Bantul menunjukkan bahwa sistem pencatatan terintegrasi membantu efisiensi kerja bidan sekaligus memastikan mutu layanan tetap terjaga.

Baca Juga : Peran MIK Umsida dalam Digitalisasi Rumah Sakit dan Meningkatkan Kualitas Layanan Kesehatan

Penelitian yang dilakukan oleh tim dari Universitas Jenderal Achmad Yani Yogyakarta, Liberty Barokah, Dewi Zolekhah, serta dari Universitas Muhammadiyah Sidoarjo, Laili Rahmatul Ilmi mengungkap bagaimana dokumentasi kebidanan yang dilakukan secara komprehensif dan semua formulirnya dijadikan dalam satu map rekam medis memudahkan serta memberikan efisiensi waktu dalam memberikan pelayanan kebidanan.

Mengapa Rekam Medis Terintegrasi Sangat Penting dalam pendokumentasian  Praktik Kebidanan

Rekam medis bukan sekadar arsip, melainkan bukti sahih dan alat komunikasi antarprofesi dalam pelayanan kesehatan. Di ranah praktik mandiri bidan (PMB), pendokumentasian yang lengkap dan menyeluruh sangat krusial tidak hanya untuk administrasi dan aspek hukum, tapi juga untuk menjamin mutu layanan berkelanjutan kepada pasien.

Sayangnya, dokumentasi kebidanan kerap terabaikan. Banyak bidan hanya mengandalkan pencatatan di buku KIA, kartu KB, atau partograf tanpa format khusus yang terdokumentasi dalam satu sistem. Berdasarkan studi di PMB Ummu Hani, ditemukan bahwa pencatatan data masih tersebar dan tidak terintegrasi. Format-formulir untuk asuhan ibu nifas dan tumbuh kembang anak bahkan belum tersedia dengan baik.

Masalah ini diperparah oleh persepsi bahwa dokumentasi rinci hanya menambah beban kerja. Padahal, ketidakterpaduan data justru menyulitkan pelacakan riwayat pasien, meningkatkan risiko kesalahan, dan melemahkan akuntabilitas profesi. Karena itu, pengembangan map rekam medis yang menyatukan semua tahapan siklus hidup pasien menjadi sangat penting: dari kehamilan, persalinan, masa nifas, hingga tumbuh kembang anak.

Proses Desain hingga Uji Coba Rekam Medis di PMB Ummu Hani Bantul
DOKUMENTASI
Sumber: AI

Riset yang dilakukan oleh tim dari Universitas Jenderal Achmad Yani ini menggunakan pendekatan Research and Development (RnD) berbasis studi kasus. Peneliti melakukan Focus Group Discussion (FGD) bersama para bidan di PMB Ummu Hani untuk mengidentifikasi kebutuhan pengguna.

Hasil FGD mengungkap bahwa dari enam elemen penting rekam medis, dua belum tersedia secara lengkap: form nifas dan form tumbuh kembang anak. Selain itu, belum tersedia map khusus untuk menyimpan dokumen pasien secara utuh.

Proses desain rekam medis pun dilakukan secara bertahap menggunakan aplikasi Epi-Info dengan memperhatikan tiga aspek utama:

  1. Aspek anatomi: kop surat, identitas formulir, dan format pengisian.

  2. Aspek fisik: kertas A4 untuk formulir dan kertas glossy ivory 260gr ukuran F4 untuk map, dipilih untuk menjaga ketahanan dan kemudahan baca.

  3. Aspek isi: pengelompokan data berdasarkan siklus hidup wanita, mulai dari kehamilan hingga tumbuh kembang anak.

Uji coba dilakukan dalam dua tahap. Pada uji coba pertama, ditemukan kekurangan pada tabel isian di formulir persalinan. Setelah perbaikan, uji coba kedua menunjukkan hasil positif: seluruh format dan kebutuhan rekam medis telah sesuai dengan ekspektasi pengguna.

Efisiensi dan Manfaat Implementasi Rekam Medis Komprehensif

Implementasi rekam medis terintegrasi di PMB Ummu Hani dimulai dengan penggunaan produk pada pasien baru. Setiap tahapan asuhan, dari awal kehamilan hingga masa nifas, didokumentasikan dalam satu map rekam medis yang menyatu. Hal ini memudahkan bidan untuk mengakses, menyimpan, dan menelusuri riwayat pasien secara lengkap dan cepat.

Selain efisiensi waktu, sistem ini juga meningkatkan kualitas layanan karena bidan memiliki data terstruktur untuk evaluasi dan pengambilan keputusan. Map rekam medis juga berfungsi melindungi dokumen dari kerusakan dan kehilangan, sekaligus menjaga kerahasiaan data pasien sesuai dengan standar etika kesehatan.

Lebih jauh, implementasi ini juga menjadi strategi edukatif untuk meningkatkan kepatuhan dokumentasi di kalangan tenaga kesehatan. Bagi institusi pendidikan dan pelayanan kebidanan, sistem ini bisa menjadi rujukan untuk pengembangan sistem dokumentasi yang profesional dan terstandar.

Kebermanfaatan lainnya adalah penggabungan data dalam satu sistem yang menyatu. Hal ini mengurangi tumpang tindih dokumen dan meningkatkan keakuratan catatan, sekaligus mempercepat proses monitoring dan pelaporan ke lembaga kesehatan terkait seperti puskesmas atau dinas kesehatan setempat.

Baca Juga : Faktor Kunci Meningkatkan Akurasi Pengodean pada Rekam Medis

Integrasi rekam medis dalam praktik kebidanan bukan hanya inovasi teknis, tetapi sebuah langkah penting menuju pelayanan kesehatan yang lebih berkualitas, efisien, dan akuntabel. Studi di PMB Ummu Hani Bantul menunjukkan bahwa pendokumentasian asuhan kebidanan yang lengkap dan terpusat mampu meningkatkan efisiensi kerja bidan, memperkuat aspek hukum, serta menjamin mutu layanan bagi ibu dan anak. Dengan sistem ini, rekam medis menjadi alat strategis dalam menjawab tantangan dokumentasi di era digital dan mendukung praktik mandiri yang profesional.

Sumber : Laili Rahmatul Ilmi

Penulis : Novia