Study Visit to Malaya Medical Center

Pada hari Rabu, 3 July 2019 seluruh mahasiswa Universitas Muhammadiyah Sidoarjo dari program studi DIV-Manajemen Informasi Kesehatan Mengunjungi University Malaya Medical Center. Malaysia. Para mahasiswa di ajak untuk menuju ke ruang pertemuan yang ada di Rumah Sakit tersebut. Disana para mahasiswa di sambut hangat oleh direktur dan para staff dari Rumah Sakit tersebut.
Para mahasiswa di perlihatkan sedikit sejarah, luas gedung, tujuan, sistem informasi, dan  sistem ansuransi Rumah Sakit Malaya, Malaysia sehingga bisa menambah wawasan dan memperkaya khasanah keilmuan manajemen informasi kesehatan.
Pertama sambutan dari pimpinan Rumah Sakit Malaya. Dimana menjelaskan tentang sejaran dan tujuan adanya Rumah Sakit tersebut. Rumah Sakit Malaya berdiri dari tahun 1967 namun masih belum lengkap fasilitas yang ada di rumah sakit tersebut. Pada tahun 1968 Rumah Sakit Malaya mulai membangun ruang operasi pertama kalinya. Dan Rumah Sakit Malaya sudah 51 Tahun berdiri di Malaysia dan membantu banyak masyarakat yang ada di sana.
Luas area Rumah Sakit tersebut seluas 181.583.67 m2 atau setara 18.15 hektar. Di dalam Rumah Sakit Malaya terdapat beberapa poli yang tersedia serta ruang rawat seperti ruang rawat jalan, ruang rawat inap, ruang UGD, ruang operasi dan ruangan lainnya. Jumlah tempat tidur yang tersedia sekitar 1617 kamar yang terdiri tiap kamar terdapat 2 sampai 4 tempat tidur di dalamnya. Di Rumah Sakit Malaya juga terdapat pusat control center yang mempunyai gedung sendiri, adanya pusat control adalah untuk menjadi pusat komunikasi dari beberapa unit, jadi jika ada pasien yang telat menjalankan perawatan bisa di ketahui oleh pusat control.
Visi dari medical center university Malaya yaitu menjadi medical center yang memberi pelayanan pengobatan dan pendidikan. Tujuannya adalah untuk pendidikan, pengajaran, pengobatan dan penelitian. Rumah Sakit Malaya termasuk rumah sakit pendidikan yang mana di dalamnya dokter-dokter yang membantu pasien dari mahasiswa university Malaya.

Para mahasiswa juga di jelaskan tentang sistem asuransi yang ada di sana. Di rumah sakit Malaya menggunakan sistem asuransi bernama B40, hampir sama eperti sistem asuransi di Indonesia yaitu JKN. Pasien bisa menggunakan sistem asuransi tersebut. Yang sepecial dari sistem asuransi rumah sakit Malaya yaitu jika pasien mendapatkan gaji pekerjaan dibawah 40 Ringgit, pasien digratiskan melakukan perawat hingga 8000 Ringgit di Rumah Sakit Malaya.
Di rumah sakit Malaya memulai merancang system yang ada pada tahun 2003 dan mulai menggunakan system tersebut pada tahun 2014 hingga sekarang. Rumah Sakit Malaya  mempunyai 2 sistem yang di jalankan yaitu yang pertama clinical dan clinial support system adalah sistem yang berkaitan clinical atau kegiatan yang ada di rumah sakit seperti pelayanan terhadap pasien, sedangkan yang kedua non-clinical system adalah sistem yang bukan berkaitan dengan clinik, melainkan lebih menjurus ke pegawai yang bekerja di rumah sakit tersebut.
Setelah dari pihak direktur dan staff sudah selesai menjelaskan tentang beberapa fasilitas yang ada. Para mahasiswa manajemen informasi kesehatan di ajak untuk mengunjungi ruangan system informasi yang ada di sana. Dengan perasaan yang senang, mahasiswa mendengarkan kembali penjelasan terkait pelayanan Rekam Medis yang ada di sana.
Di sela penjelasan tersebut para mahasiswa aktif dalam berdiskusi pada sesi Tanya jawab. Sistem informasi yang di gunakan oleh Rumah Sakit adalah aplikasi yang di beri nama I Pesakit system di mana aplikasi tersebut di buat sendiri dari bagian staff electronic yang ada di rumah sakit tersebut. Dan aplikasi I Pesakit berisi kan terkait OutPatient, Inpatien, Diagnosis Code, serta Record.
Di rumah sakit Malaya sendiri sudah tidak menggunkan kertas untuk rekam medisnya, rumah sakit sudah menggunakan system electronic yang berbeda dari Indonesia adalah coder rekam medis di sana tidak sepenuhnya di pakai atau di pekerjakan dalam menginput data pasien yang ada di system. Petunjuk coding penyakit yang di gunakan yaitu ICD milik Malaysia dan SNOMED City 2015. Tetapi yang sering di gunakan sebagai patokan coding penyakit menggunakan SNOMED City karena di dalamnya lebih lengkap dari pada ICD.
Para mahasiswa juga di perlihatkan cara penggunaan aplikasi I Pesakit yaitu di contohkan cara peminjaman berkas rekam medis, batas pengembalian sesuai dengan kebutuhan dari pemnjaman. Hal yang perlu diperhatikan dalam proses penggunaan aplikasi I Pesakit tidak semua staff yang dapat mengetahui penggunaan atau tidak dapat mengakses aplikasi tersebut. Hanya beberapa saja yang bisa melakukannya.
Pada system aplikasi tersebut juga mempunyai kelemahan yang dihadapi yaitu ketika server tiba-tiba hilang dan ketika pemadaman listrik juga mempengaruhi system tersebut. Karena system tersebut menggunakan jaringan internet, jika server mati akan dapat menghambat kinerja staff tersebut. (Alfina/Ukn)